Sumber: Suara Muhammadiyah 

Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan refleksi akhir tahun 2022 di PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (29/12/2022).


Dirilis dari Suara Muhammadiyah, Haedar menekankan menjelang pemilu 2024 jangan ada lagi pembelahan politik (polarisasi) seperti pemilu 2019. Diperlukan komitmen dari seluruh elemen bangsa untuk mengakhiri pembelahan politik.


“Ada waktu 1,5 tahun untuk menciptakan prakondisi agar pembelahan politik tidak terjadi. Pengalaman pembelahan politik di tahun-tahun sebelumnya harus tutup buku.” Haedar Nashir, Ketum PP. Muhammadiyah.


Isu politik kebangsaan tahun 2023 tidak akan jauh dari seputar pemilu 2024. Isu penundaan pemilu 2024 kerap terdengar di tahun 2022. Haedar Nashir menegaskan bahwa Pemilu 2024 harus terlaksana sesuai jadwal. 


“Tutup buku di akhir tahun ini, tidak ada lagi suara-suara ingin menunda Pemilu,” Haedar Nashir.


Haedar menambahkan terlaksananya pemilu sesuai jadwal akan menciptakan kepastian politik, sehingga akan terwujud stabilitas negara.


“Kepastian politik itu akan menciptakan stabilitas. Harus terlaksana sesuai jadwal dan hentikan berbagai macam pernyataan yang sifatnya spekulatif.” Haedar Nashir.


Haedar mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk membuat narasi-narasi positif sehingga terciptanya persatuan. Jangan sampai terjadi Perang Kurusetra di Indonesia, yaitu perang yang tidak ada yang menang. 


“Mari memproduksi narasi yang menghasilkan hal-hal positif, bangsa ini tetap bersatu dalam kondisi apapun. Siapa pun yang menang, semua rukun,” tukas Haedar Nashir.