Ilustrasi MinyaKita

Akhir-akhir ini ramai perbincangan mengenai kelangkaan stok minyak goreng bersubsidi MinyaKita. Di Kota Bandung contohnya, stok MinyaKita mengalami penurunan sebesar 80% dari distribusi normal. 


Dilansir dari Humas Kota Bandung (bandung.go.id) Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah menjelaskan awalnya distributor mendapat pasokan Minyakita dari produsen sebanyak 1,5 juta liter untuk wilayah Bandung Raya. 


Kemudian menurun pada Desember 2022 menjadi 800.000 liter. Kemudian turun lagi menjadi 300.000 liter pada Januari 2023.


"Pasokan hanya 20 persen dari normalnya. Itu yang terjadi, tapi masih berjalan. Hanya jauh berkurang (pasokan)," Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah (2/2/2023, dilansir dari bandung.go.id).


Sehubungan dengan permasalhan diatas. Tim redaksi Muru melakukan wawancara dengan sekertaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Ujungberung, Yaya Mulya Mantri, yang juga lulusan dari prodi S2 Ketahanan Nasional UGM.


Saat diwawancarai oleh tim redaksi Muru, Yaya Mulya Mantri mengatakan ada tiga penyebab kelangkaan MinyaKita.


Yaya Mulya Mantri, Sekertaris PCPM Ujungberung Bandung

Pertama, MinyaKita dijual bebas di pasaran tanpa adanya batasan. Setiap masyarakat dari berbagai kalangan dapat membeli MinyaKita dan tidak dibatasi. 


Kedua, MinyaKita sebagai minyak goreng bersubsidi idealnya hanya dijual di pasar-pasar tradisional namun faktanya MinyaKita dijual di pasar swalayan. 


Ketiga, permintaan pembelian MinyaKita cenderung meningkat karena dikemas dalam kemasan yang baik dan menarik. Meskipun termasuk minyak curah tapi kualitasnya mendekati minyak goreng non subsidi bermerk lain.


"Kelangkaan MinyaKita Tak Pengaruhi Ketahanan Pangan"

 

Masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir dengan kelangkaan MinyaKita karena stok minyak goreng secara keseluruhan masih cukup tersedia. 

 

 

"Perlu kami luruskan ketersediaan stok kebutuhan barang pokok aman tersedia. Ketersediaan untuk minyak premium dan minyak curah yang menggunakan plastik dan pakai karet, itu tersedia," kepala Disdagin Kota Bandung (2/4/2023).

 

 

Sebaiknya masyarakat mampu secara ekonomi berbesar hati untuk tidak membeli MinyaKita demi terwujudnya Ketahanan Pangan. 

 

 

"MinyaKita idealnya diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah atau pas-pasan jadi masyarakat berpenghasilan tinggi harus mengalah agar ketahanan pangan dapat terjaga" Yaya Mulya Mantri (4/2/2023).

 

 

Yaya, yang saat ini menjadi Dosen disalah satu perguruan tinggi di Bandung, menambahkan bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan sebaiknya masyarakat jangan terlalu bergantung mengolah makanan dengan cara digoreng. 


"Masyarakat Indonesia sebenarnya kreatif, dapat mengolah masakan dengan beragam cara, tidak harus selalu digoreng. Kurangi masakan yang digoreng dapat diganti dengan makanan yang dikukus, dipanggang atau dibakar" Yaya Mulya Mantri (4/2/2023).