The Emblem of The Ottoman (Freepik.com) |
Hari ini tanggal 3 Maret 2023, 99 tahun silam telah terjadi peristiwa kelam bagi umat Islam. Tepatnya tanggal 3 Maret 1924, Mustafa Kemal Pasha menghapus Khilafah Turki Utsmani atau Ottoman. Kemudian pada 20 April 1924 Negara Republik Turki resmi berdiri.
Bagi kaum sekuler momen ini merupakan kebangkitan Republik Turki dan menyematkan Mustafa Kemal sebagai Bapak Pendiri Bangsa dengan sebutan 'Attaturk'.
Di pihak umat Islam peristiwa ini merupakan kemunduran kejayaan Islam setelah menguasai hampir 2/3 dunia. Masa keemasan Islam itu menjadi kenangan umat Islam saat ini, sekaligus menjadi pemicu untuk mengulang sejarah kebangkitan Islam.
Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa
Memayungi dua pertiga dunia
Merentas benua melayar samudera
Keimanan juga ketaqwaan
Rahsia mereka capai kejayaan
Itulah sepenggal lirik nasyid berjudul 'Adakah Kau Lupa' yang dibawakan oleh grup nasyid Alarm Me. Lirik tersebut membawa kita ke masa lalu, mengenang kejayaan Islam yang telah lama runtuh.
Setelah Ottoman runtuh wilayah yang sebelumnya dikuasai Ottoman dibagi-bagi kepada negara-negara kolonial barat. Pada 1923 disepakati perjanjian Versailles dan Lausanne yang mengatur terbentuknya negara-negara bekas wilayah Ottoman. Negara tersebut yaitu Irak, Syria, Palestina, Lebanon, dan Transjordan.
Semua negara tersebut berada di bawah mandat Inggris, kecuali Syria dan Lebanon berada di bawah Perancis. Hal ini kemudian diikuti dengan upaya Inggris merekayasa lahirnya Pakistan (Miftahul Jannah, 2019).
Upaya sekulerisme setelah Republik Turki berdiri, salah satunya yaitu mengubah adzan berbahasa Arab menjadi bahasa Turki tepatnya pada 18 Juli 1932.
Tanrı uludur, Tanrı uludur, Tanrı uludur (Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar)
Şüphesiz bilirim Tanrı’dan başka yoktur tapacak (Ashhadu an la ilaha illallah)
Şüphesiz bilirim Tanrı’dan başka yoktur tapacak (Ashhadu an la ilaha illallah)
Şüphesiz bilirim Tanrı’nın elçisidir Muhammed (Ash hadu anna Muhammadan rasul allah)
Haydi namaza, Haydi namaza, Haydi namaza (Hayya ‘ala al-salah)
Haydi felaha, Haydi felaha, Haydi felaha (Hayya ‘ala al-falah)
Uykudan namaz daha hayırlıdır. (Ash-shalaatu khairum minan-nauum)
Adzan berbahasa Turki bertahan sampai tahun 1950 tepatnya tanggal 16 Juni. Perdana Menteri Turki Adnan Menderes mengembalikan adzan menjadi bahasa Arab kembali. Namun keputusan tersebut harus dibayar nyawa Menderes yang syahid di tiang gantung.
Sebelas tahun setelah Republik Turki didirikan, Mustafa Kemal Pasha mengubah Masjid Hagia Sophia menjadi Museum tepatnya pada tahun 1934. Keputusan tersebut menyempurnakan upaya sekulerisme Turki agar melupakan kejayaan Ottoman.
Pada bulan Juli 2020 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah kembali Hagia Sophia menjadi Masjid. Berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi Administrasi Turki yang merupakan respon petisi dari kelompok agama di Turki menuntut untuk membatalkan dekrit 1934.
Sampai saat ini Hagia Sophia aktif kembali menjadi Masjid. Presiden Erdogan menegaskan Hagia Sophia terbuka bagi semua kalangan bukan hanya untuk umat Islam.
"Seperti semua masjid kami yang lain, pintu Hagia Sophia akan terbuka untuk semua, penduduk lokal atau asing, Muslim dan non-Muslim," kata Erdogan dilansir dari CNN Indonesia (18/10/2021).
Semenjak era Presiden Erdogan, Turki seperti mulai menata kembali puzzle yang hilang. Mulai dari larangan memakai hijab dicabut sampai mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid.
Selain itu saat ini hadir serial drama sejarah Turki yang mengisahkan pendiri Kesultanan Turki Usmani (Ottoman). Serial yang berjudul 'Kurulus Osman' menjadi tontonan paling banyak ditonton di negaranya. Sampai saat ini 'Kurulus Osman' sudah mencapai season ke-4 dan ditonton di berbagai negara termasuk Indonesia.
Kejayaan Islam memang sudah menjadi kenangan di masa lalu namun ingat sejarah dapat terulang. Masa lalu kita pernah terpuruk lalu bangkit dan berjaya. Saat ini harus diakui Islam sedang berada di bawah, pertanyaannya akankah peradaban Islam kembali bangkit? Jika kebangkitan itu akan terjadi, apa peran kita?