Pegida (Patriotische Europäer gegen die Islamisierung des Abendlandes) adalah organisasi yang berasal dari Jerman dan memiliki cabang atau afiliasi di beberapa negara Eropa lainnya. Organisasi ini pertama kali muncul di kota Dresden, Jerman pada bulan Oktober 2014.
Sejarah Pegida dimulai dengan demonstasi pertamanya pada tanggal 20 Oktober 2014 di bawah kepemimpinan pendirinya, Lutz Bachmann. Demonstasi tersebut menarik perhatian publik karena peserta aksi menyuarakan keprihatinan mereka terhadap peningkatan imigrasi Muslim ke Eropa dan mengklaim bahwa Islamisasi sedang terjadi di belahan Barat. Mereka juga mengkritik kebijakan pemerintah Jerman mengenai imigrasi dan integrasi para pengungsi.
Pegida dengan cepat mendapatkan perhatian media dan popularitasnya meningkat pesat. Mereka mengadakan demostrasi setiap minggu di Dresden dan berhasil mengumpulkan ribuan peserta di setiap aksi. Mereka menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan pesan mereka. Pada awalnya, Pegida mengklaim bahwa mereka hanya peduli terhadap keamanan dan identitas Eropa.
Namun, organisasi ini juga menuai kontroversi karena adanya kekhawatiran bahwa aksi-aksi mereka mungkin mendukung sentimen anti-Muslim dan xenophobia. Banyak yang menganggap Pegida sebagai gerakan yang merugikan dan memprovokasi perpecahan dan ketidakadilan sosial di Eropa.
Sejak awal kemunculannya, Pegida telah menginspirasi lahirnya gerakan serupa di negara-negara Eropa lainnya seperti Prancis, Belanda, Swedia, dan Austria. Masing-masing gerakan tersebut memiliki nama yang mirip dengan Pegida dan berbagi pandangan yang sama terhadap isu-isu imigrasi dan Islam di Eropa.
Meskipun Pegida mendapatkan popularitas di awal kemunculannya, dukungan mereka kemudian mengalami penurunan. Organisasi ini dikecam oleh banyak kelompok dan individu karena pandangan yang dianggap intoleran dan ekstrem. Beberapa pemimpin Pegida, termasuk Lutz Bachmann, juga terkena kontroversi terkait pernyataan-pernyataan xenophobia dan rasis mereka.
Pada tahun-tahun berikutnya, Pegida kehilangan momentumnya dan jumlah pengunjuk rasa di demonstrasi mereka menurun secara signifikan. Meskipun demikian, gerakan ini tetap ada dan melanjutkan kampanye mereka dengan tujuan untuk melawan imigrasi, menjaga identitas Eropa, dan memperjuangkan kepentingan bangsa mereka.
Seiring berjalannya waktu, sejarah Pegida di Eropa mencerminkan ketegangan sosial dan politik terkait imigrasi, Islam, dan isu-isu identitas di benua tersebut. Meskipun organisasi ini tetap kontroversial, perdebatan terus berlanjut tentang isu-isu yang mereka angkat dan dampaknya terhadap masyarakat Eropa.