Asia Image (Freepik)


Akhir-akhir ini ramai orang-orang berbicara tentang Asian Value. Istilah ini viral karena konten Youtube Total Politik 4 Juni 2024 dengan pembicara Arie Putra dan Pandji. Lalu apa sebenarnya Asian Value? Apakah Asian Value itu positif atau negatif?

Asian value dalam konteks politik adalah keyakinan yang menyoroti pentingnya nilai-nilai seperti kedisiplinan, kerjasama kolektif, berhemat, dan pencapaian pendidikan. Asian value ini berbeda dengan politik Barat yang lebih menekankan individualisme.

Namun, Asian value disorot karena dianggap memperpanjang praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kritik terhadap Asian value dapat ditemukan dalam publikasi di European Journal of Humanities and Social Sciences (2023) yang ditulis oleh Yuniarti dan Rendy Wirawan.

Yunarti dan Rendy menjelaskan bahwa Asian value merujuk pada serangkaian nilai budaya yang meliputi komunitarianisme, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap otoritas, yang menjadi ciri khas masyarakat Asia.

Nilai-nilai ini dianggap sebagai warisan yang kaya dengan nilai-nilai yang mulia. Namun, walau memiliki karakteristik yang terpuji, nilai-nilai ini juga dapat memudahkan masyarakat untuk terlibat dalam korupsi.

Banyak di antara masyarakat Asia yang menggunakan nilai-nilai budaya mereka sebagai dalih untuk menyembunyikan tindakan korupsi.

Sistem politik dan birokrasi di negara-negara Asia, entah itu berdasarkan demokrasi atau otoriter, turut serta dalam membentuk budaya korupsi dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Asia dalam kehidupan politik, seperti korupsi, nepotisme, dan kolusi.

Secara umum, dalam konteks sosial, sering kali nilai-nilai Asia dimisinterpretasikan dan dieksploitasi untuk melakukan korupsi, misalnya melalui pemberian hadiah. Situasi ini mengakibatkan kesulitan dalam melacak kasus korupsi di Asia serta membuat tidak jelas apakah suatu tindakan tertentu dapat dikategorikan sebagai korupsi atau tidak.