Erwin, salah satu calon wakil walikota Bandung, menggunakan kata 'paeh' (istilah kasar dalam bahasa Sunda yang berarti meninggal). Pemilihan kata yang tidak pantas ini, terutama diucapkan oleh seorang calon pemimpin, menjadi sorotan.
Kata tersebut diucapkan oleh Erwin saat merespon jawaban pasangan calon lainnya mengenai pertanyaan yang dia sampaikan tentang UHC. Insiden ini terjadi dalam debat terakhir Pilwalkot Bandung 2024 pada sesi kelima.
Debat sesi terakhir antara empat peserta Pilwalkot Bandung 2024 diadakan di Grand Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, pada Selasa (19/11/2024).
Setelah mendengar penggunaan istilah 'paeh' tersebut, pasangan Erwin, calon Walikota Bandung, Farhan langsung memegangi keningnya sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemilihan kata yang diucapkan oleh calon wakilnya.
"Jadi begini, itu UHC (Universal Health Coverage) ada dua sistem, lewat Puskesmas dan lewat IGD. Tadi pas lewat Puskesmas, ada yang memprovokasi bilang 'kaburu paeh' (keburu meninggal). Bilang seperti itu. Saya menjelaskan, kalau kaburu paeh harus masuk ke IGD, kan belum selesai yang penjelasan keduanya," Erwin menjelaskan.
Saat itu, Erwin sedang memberikan penjelasan mendalam terkait kerumitan klaim UHC. Terlebih ia saat guest ini masih menjabat sebagai Ketua RW di wilayahnya, dalam debat tersebut ia berusaha menjelaskan alur sistem UHC sebelum menyampaikan solusinya.
Namun, perhatian Erwin terganggu oleh salah satu penonton yang menyela. Dalam hitungan detik terakhir, Farhan pun mengambil alih mikrofon.
"Mohon maaf, wakil saya terprovokasi sehingga ada kata kasar yang seharusnya tidak diucapkan untuk manusia. Sebaiknya digunakan istilah meninggal dunia," ujar Farhan.