Antrian SPBU Shell PH Mustafa (redaksi Muru)


Aksi korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi Pertamina telah mengurangi tingkat kepercayaan konsumen. Akibatnya, banyak konsumen beralih ke SPBU swasta, seperti Shell. Pejabat tinggi Pertamina terlibat dalam praktik korupsi dengan mencampurkan Pertalite hingga menyerupai Pertamax. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di antara konsumen bahwa bahan bakar yang dicampur tersebut bisa berpengaruh buruk pada kendaraan mereka.


Pantauan redaksi Muru di Kota Bandung menunjukkan adanya fenomena serupa yang terjadi di SPBU saat ini. Pada Selasa, 4 Maret 2025, sekitar pukul 12.30 siang, SPBU Shell PH. Mustafa terlihat sangat ramai dengan antrian pembeli yang tidak biasa. Situasi ini menarik perhatian, mengingat belakangan ini banyak konsumen yang beralih dari SPBU Pertamina ke SPBU swasta, terutama setelah terungkapnya kasus penyalahgunaan wewenang terkait Pertamax oplosan.


Kasus tersebut melibatkan oknum pejabat Pertamina yang melakukan praktik kecurangan dengan mencampurkan Pertalite untuk meningkatkan keuntungan pribadi, sehingga kualitas bahan bakar yang dijual di beberapa SPBU tidak terjamin. Masyarakat menjadi khawatir akan dampak negatif penggunaan BBM oplosan ini terhadap kinerja kendaraan mereka, yang berpotensi menyebabkan kerusakan jangka panjang.


Dalam konteks ini, lonjakan jumlah pembeli di SPBU Shell menunjukkan respons konsumen yang merasa tidak lagi percaya pada produk Pertamina. Mereka berusaha mencari alternatif yang lebih aman dan terpercaya. Kejadian ini mencerminkan dampak besar dari skandal korupsi yang terjadi, di mana kepercayaan publik terhadap perusahaan minyak nasional tercoreng, dan berimbas pada pilihan konsumsi masyarakat di sektor bahan bakar. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran konsumen akan kualitas bahan bakar semakin meningkat, sehingga mereka lebih selektif dalam memilih tempat pengisian bahan bakar demi menjaga kesehatan kendaraan mereka. (Ymm/Bdg/25)